Sejarah
(Yunani, aktis, aktinos, sinar atau pancaran sinar). Ditemukan oleh Andre Debierne di tahun 1899 dan juga oleh F. Giesel di tahun 1902. Unsur ini terdapat secara alami dan mengasosiasikan diri dengan mineral-mineral uranium. Aktinium-227, produk hasil radiasi uranium-235 adalah pemancar sinar beta dengan 21.6 tahun half-life. Hasil radiasi Ac-227 yang utama adalah torium-227 (18,5 hari), radium-223 (11,4 hari), dan beberapa unsur lainnya seperti radon, bismuth, polonium dan isotop timbal.
Jika berada dalam status kesetimbangan dengan produk-produk hasil radiasinya, Aktinium merupakan sumber pemancar sinar alpha yang kuat. Logam aktinium telah berhasil dipersiapkan dengan mereduksi aktinium fluorida dengan uap litium pada suhu 1100 sampai 1300 derajat celcius. Sifat kimia aktinium adalah sangat serupa dengan rare-earths, terutama lantanium. Aktinium yang telah dimurnikan mencapai equilibrium dengan produk-produk hasil radiasinya di akhir 185 hari, untuk seterusnya merosot menurut 21.6 tahun paruh waktu. Unsur ini merupakan 150 kali lebih aktif ketimbang radium, menjadikannya sangat penting dalam memproduksi netron.

Karakteristik
Aktinium berwarna perak, bersifat radioaktif yang cukup berbahaya dan merupakan unsur logam. Aktinium adalah unsur radioaktif yang cukup kuat, bersinar di kegelapan dengan warna biru terang. Ditemukan hanya dalam peluruhan bijih uranium sebagai 227Ac, peluruhan sinar α dan β dengan waktu paruh 21.772 tahun. Satu tonbijih uranium mengandung sekitar 10 gram aktinium.

Penggunaan
Aktinium sebagai 227Ac digunakan dalam pengobatan untuk menghasilkan 213Bi, atau dapat digunakan sebagai agen untuk radio-immunoterapi untuk Targeted Alpha Therapy(TAT).