Sejarah
Unsur transisi 5f yang termasuk seri aktinida ini ditemukan pada bulan Maret 1961 oleh A. Ghiorso, T. Sikkeland, A.E. Larsh dan R.M Latimer. Sebuah lempeng kalifornium seberat 3 mg, terdiri dari campuran isotop bernomor masa 249,250,251, dan 252 ditembak oleh 10B atau 11B.
Inti atom transmutasi bermuatan listrik ini di-rekoil dengan udara helium dan dikumpulkan pada sebuah pita konveyor tembaga yang kemudian dipindahkan ke tempat berkumpulnya atom-atom di hadapan rangkaian detektor solid state. Isotop unsur bernomor atom 103 yang dihasilkan dengan cara ini meluruh dengan memancarkan partkel alfa berkekuatan 8.6 MeV dengan masa paruh waktu 8 detik.
Pada tahun1967, Flerov dan kawan-kawandi laboratorium Dubna melaporkan ketidakmampuan mereka untuk mendeteksi pemancar alfa dengan masa paruh waktu 8 detik, sebagaimana yang dilaporkan grup Berkeley sebagai 257103. Penamaan ini akhirnya diubah menjadi 258Lr atau 259Lr.
Pada tahun 1965, para peneliti Dubna menemukan isotop lawrensium yang bisa bertahan lebih lama, 256Lr, dengan masa paruh waktu 35 detik. Pada tahun 1968, Thiorso dan kawan-kawan di Berkeley menggunakan beberapa atom dari isotop ini untuk mempelajari tingkat oksidasi lawrensium. Dengan menggunakan tekhnik ekstraksi pelarut dan bekerja sangat cepat, mereka mengekstrak ion lawrensium dari larutan berbuffer ke dalam pelarut organik dan menyelesaikan ekstraksi dalam waktu 30 detik. 

Sifat
Lawrensium memiliki sifat yang berbeda dari nobelium dipositif dan cenderung menyerupai unsur tripositif dalam seri aktinida.