Sejarah
Pada tahun 1907, Urbain menggambarkan sebuah proses di mana iterbium yang ditemukan oleh Marignac (1879) dapat dipisahkan menjadi dua unsur, yakni iterbium (neoiterbium) dan lutesium. Kedua elemen ini identik dengan aldebaranium dan cassiopeium, yang ditemukan secara terpisah pada waktu yang sama. Pengejaan unsur ini diubah dari lutecium menjadi lutesium pada tahun 1949. Meski telah dikembangkan tekhnik pertukaran ion yang memungkinkan pemisahan untuk semua unsur radioaktif, lutesium tetap meruakan unsur yang mahal didapat. 

Sifat
Lutesium terdapat dalam jumlah yang sangat kecil pada semua mineral yang mengandung yttrium dan juga pada monazit dengan kandungan 0.003% , yang merupakan sumberyang komersial. Telah diisolasi menjadi keadaan murni baru pada beberapa tahun terakhir dan merupakan unsur yang paling sulit dipisahkan. Lutesium bisa didapat dengan mereduksi LuCl3 anhidrat atau LuF3 dengan unsur alkali atau alkali tanah. Unsur ini berwarnaputih keperak-perakan dan relatif stabil di udara. 176Lu terdapat di alam sebanyak 2.6% dan 175Lu (97.4%). Lutesium memiliki masa paruh waktu sekitar 3 x 1010 tahun. 

Kegunaan
Nuklida lutesium yang stabil, yang memancarkan radiasi beta murni setelah aktivasi neutron termal, dapat digunakan sebagai katalis dalam proses pemecahan, hidrogenasi dan polimerisasi. Secara nyata, tidak ada kegunaan lain lutesium yang telah ditemukan. 

Penanganan
Selama lutesium, seperti logam radioaktif lainnya yang memiliki tingkat toksisitas yang rendah, maka harus ditangani dengan hati-hati hingga didapatkan informasi terbaru.