Sejarah
Nobelium telah ditemukan dan dikenali dengan jelas pada bulan April 1958 di Berkeley oleh A. Ghiorso, T. Sikkeland, J.R. Walton, dan G.T. Seaborg,, yang menggunakan tekhnik rekoil ganda yang baru. Sebuah akselerator ion berat linear (HILAC) digunakan untuk menembak sebuah lempeng tipis curium (95% 244Cm and 4.5% 246Cm) dengan ion 12C untuk menghasilkan 102No sesuai reaksi 246Cm(12C,4n).
Pada tahun 1957, para peneliti di Amerika Serikat, Inggris, dan Swedia mengumumkan penemuan isotop unsur bernomor atom 102 dengan masa paruh waktu 10 menit pada kekuatan 8.5MeV, sebagai hasil penembakan 244Cm dengan inti atom 13C. Berdasarkan percobaan ini, penamaan nobelium didaftarkan dan diterima oleh Komisi Nomor Atom IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry)
Penerimaan nama nobelium saat itu masih terlalu dini karena baik Rusia dan Amerika menolak adanya kemungkinan isotop unsur 102 bermasa paruh waktu 10 menit di sekitar 8.5MeV. Peneliitian pencarian unsur ini di awal 1957, di Instirut Kurchatov Rusia, dikacaukan oleh adanya radiasi alfa 8.9+/-0.4 MeV dengan masa paruh waktu 2-40 detik, yang membuat penemuan unsur nobelium tidak jelas.
Percobaan di Berkeley pada tahun 1966 telah memastikan adanya unsur 254102 dengan masa paruh 55 detik, 252102 dengan masa paruh 2.3 detik dan 257102 dengan masa paruh 23 detik.
Mengikuti tradisi pemberian nama sesuai dengan penemunya, grup Berkeley pada tahun 1967, mengusulkan agar nama nobelium bersimbol No, yang awalnya tergesa-gesa, tetap dipertahankan. 

Isotop
Ada 10 isotop yang sudah dikenali, salah satunya adalah 255102 dengan masa paruh waktu 3 menit.